Pendidikan Karakter Pertama

Jurusan Teknik Fisika ITS membuatku selalu teringat momen-momen yang terjadi di sana.

Sedikit cerita, aku masuk jurusan ini memang karena aku menyukai pelajarannya semenjak SMP. Kenapa tidak Jurusan fisika murni yang aku pilih, karena lebih pengen fleksibel aja nantinya, karena selain jadi insinyur nantinya, aku juga bisa jadi dosen atau pengajar. Selain itu, aku lebih pengen mempelajari gimana cara menerapkan ilmu fisika secara nyata, dan menggabungkannya dengan bidang-bidang ilmu yang lain. Cara ini juga aku rasa mampu mempermudah nantinya jika saya menjadi dosen.

Kenapa di ITS, aku sendiri tidak ada alasan khusus memilih ITS sebagai pilihan, pertimbangan domisili itu juga bisa dan mungkin juga tidak terlalu banyak adaptasi untuk hidup di Surabaya, mengingat aku dulu sempat tinggal di Surabaya. Tapi jujur setelah aku keluar dari ITS, ITS benar-benar sangat mengesankan.

Kenapa mengesankan, karena hingga detik ini aku masih mengingatnya, khususnya mantan jurusanku itu TEKNIK FISIKA. Aku benar-benar merasa tertuntut oleh diriku sendiri untuk mengungkapkan siapa diriku,  to show who the real me!!. 

Bagiku masa-masa SMA ku adalah masa di mana aku mempelajari teori-teori kehidupan yang hanya sebagian kecil. Hanya terdiam, mencoba dan terus mencoba memahami siapa diriku, bagaimana orang itu, bagaimana orang ini, bersikap aman di dalam rumah dan hanya sedikit mencoba untuk benar-benar hidup.

Tapi di Jurusanku, aku benar-benar tertuntut olehku sendiri tidak hanya meneruskan mempelajari teori-teori hidup tapi juga dihadapkan dengan berbagai masalah yang tanpa aku sadari sedikit demi sedikit mematangkan mentalku. Aku baru menyadarinya, menyadari hikmah itu setelah aku keluar dari sana.

Permasalahanlah yang menyulut api, sehingga aku tak berdiam diri untuk bergerak mematangkan mentalku. Sayangnya, aku hanya melaluinya sekejap saja, aku hanya melalui proses itu sekelumit. Bisa aku bayangkan bagaiamana jika aku terus melanjutkannya hingga akhir.

Tapi ini jalan Allah, dan juga keinginanku, aku yakin akan ada hikmah setelah ini, seperti layaknya Aku dan ITS, Aku dan mantan jurusanku Teknik Fisika 2011. Aku dan vivat-vivat yang hingga kini masih menggema.

Aku yakin jalan Allah, segala bentuk jalan Allah, termasuk membuat diriku untuk mampir ke ITS, Teknik Fisika, menjadikannya sebagai pendidikan karakter pertamaku, dan meneruskan perjalananku ke STAN, dan aku yakin STAN menjadi persinggahan sementara juga untuk menuju ke sebuah perhentian lain, semoga yang menjadi perhentian akhirku adalah di sisi Allah (surga) nantinya.

Terima kasih, ITS, Teknik Fisika, Kakak-kakak Jurusan, Teman-temanku di sana,

Mengisahkan Kisah Menyentuh

Sebagai manusia, kita diciptakan berpasang-pasangan, kita disunnahkan oleh Rasulullah, dan menurutku menikah adalah penting dan ibadah.

Kehidupan suami istri pasti ada masa-masanya naik dan turun, fluktuatif.
Ada sebuah kisah pendek nih yang bisa didownload dari link ini, keren lah pokoknya..

>>>download di sini<<< (5.2 MB)


Orang Papua Jangan dipandang dari Luar

Apa yang pertama terlintas dalam pikran anda saat mendengar kata "Papua" ?

Saya secara pribadi akan langsung berpikir mengenai keterbelakangannya, mengapa mereka terbelakang, apakah di balik keterbelakangan mereka itu ada sebuah keistimewaan yang dimiliki, apakah keistimewaan yang mereka miliki itu sama saja dengan pulau-pulau lain di Indonesia, apa keistimewaan yang mereka miliki yang paling istimewa? mengapa saya menyatakan ketidakbetahan untuk tinggal di sana sebelum saya tinggal di sana.

Saya adalah mahasiswa STAN Program Diploma I Perpajakan, dan Insya Allah akan menjadi PNS di salah satu Direktorat di bawah naungan Kementrian Keuangan, yakni Direktorat Jenderal Pajak. Seorang PNS khususnya pegawai pajak di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak kelak akan bekerja berdasarkan Surat Keputusan yang diberikan. Surat itu salah satunya disebutkan mengenai di mana nantinya unit kerja kita berada yakni di dalam SK penempatan. Sehingga di manapun kelak akan ditempatkan, termasuk di Papua, kami harus siap mengabdi.

Hal tersebut yang menjadi tantangan bagi saya untuk tetap mengabdi, mengapa tantangan, karena bagi saya di Papua tidak akan ada orang-orang yang sesuku dengan saya, tidak ada yang menggunakan bahasa tidak formal yang saya gunakan setiap hari untuk berkomunikasi dengan teman sejawat, bagi saya penyebab tersebut adalah tantangan terbesar. Selain itu banyak dari kita yang melihat pulau Papua sebagai pulau yang terbelakang, banyak hutan rimba di sana, kerap kali terjadi perang antar suku, dan makanan yang mereka buat tidak seperti makanan di pulau Jawa. Namun, ini tetap tidak akan menyurutkan saya untuk tetap mengabdi. Pengabdian akan lebih bermakna jika ditempatkan pada objek abdian yang benar-benar butuh sebuah pengabdian.

Untuk membantu meringankan beban saya, lebih baik saya tidak hanya melihat Papua sebagai pulau yang penuh dengan hal-hal yang sangat tidak kita harapkan, supaya adil saya juga akan melihat papua sebagai pulau yang istimewa. Papua mempunyai beberapa keistimewaan, yaitu Papua memiliki orang-orang yang sangat menghargai alam, mereka sangat menghargai dan mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan kepada mereka, hal ini bisa dibuktikan dengan bagaiamana kondisi alam di sana di zaman seperti saat ini, banyak rerimbunan hutan, kesejukan udara masih terasa di sana, dan juga perang. Alasan mengenai perang menjadi indikator betapa mereka sangat mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan kepada mereka yakni karena penyebab perang tersebut kebanyakan adalah masalah perbatasan, meskipun cara mereka salah yakni dengan perang tapi hal tersebut juga seharusnya dikaitkan dengan karakter "polos" mereka, mereka tidak mungkin perang hanya karena kekuasaan atau kedudukan, mereka hanya ingin mempertahankan apa yang menjadi hak milik mereka.

Berikut adalah kutipan dari blog lain yang ditulis oleh orang Papua bernama Obed Mote yang menjadi tambahan bahwa mereka benar-benar pribumi yang istimewa.

" Orang Tua kita tidak pernah mengajarkan kita untuk menjual Papua dengan mencari keuntungan diri kita sendiri( masing-masing) jangan takut akan soal makan dan minum Tuhan akan memeliharamu, kalian lupa kah Tuhan sudah bilang bahwa burung-burung di udarah saja Tuhan berikan makan yang cukup untuk hari itu, manusia adalah ciptaan yang khusu untu RENCANANYA KEKEKALANnya masakan Dia tidak memelihara kira? cukupkan dengan apa yang ada padamu, yang mejadi hak kaisar berikanlah kepada kaisar. Bapa kamu saja kalau kalian minta ikan dia tidak mungkin berikan ular, kalau kalian minta roti dia tidak mungkin berikan batu, apa lagi Tuhan Yesus yang punya segalahnya, dia punya rencana besar untuk setiap orang untuk kebaikan semua orang...jadi intinya jangan takut dengan hal maka minum..."

Cerita di atas setidaknya mampu sedikit meringankan pikiran saya. Semoga kalian juga mampu menilai Papua sebagai pulau yang tidak layak dipandang sebelah mata.

Pemuda Dinanti Dunia

            
Kelak kita adalah pemimpin dunia. Kita bersama sebagai wujud keberadaan yang akan mengisi dunia. Kita diharuskan untuk mampu dan turut serta atas keberlanjutan dunia. Seolah-olah dunia sedang menanti kita. Sekarang apa yang harus kita perbuat? Dunia sedang menanti kita. Tidakkah kita merasa tersanjung akan hal tersebut? Teman, kita dibutuhkan, kita dinanti masa depan. Saat ini mungkin banyak di antara kita yang sedang tertidur, sedang yang lain berkompetisi untuk memenangkan seleksi yang diadakan alam, saat ini mungkin banyak yang hanya berangan-angan, sedang yang lain tertatih-tatih, jatuh bangun berkeringat, dan maju ke depan sekalipun bawah tak dapat terelakkan.
         Mungkin sebagian dari mereka yang berangan, beberapa dari mereka yang tertidur, mereka tak benar-benar berangan fiksi, mereka tak hanya tertidur pulas, namun ada mimpi yang mereka bawa. Mereka membawa mimpi-mimpi mereka dengan mengantongi niat untuk mencari apa bakat mereka. Sehingga saat mereka terbangun mereka tak lantas bermalas-malasan tapi juga bergegas mengejar apa yang mereka impikan dan seiring dengan apa yang mereka kejar, mereka juga mencari apa bakat mereka, dan saat mereka tahu apa bakat mereka, mereka tak ubahnya bom atom yang akan mampu mengejutkan dunia, yang akan berperan untuk dunia.
          Tak mudah memang, itulah yang kita lalui saat ini, itulah yang kita -para pemuda- hadapi saat ini. Ada saja yang tidak kita ingini untuk terjadi malah terjadi, dari Negara, masyarakat, keluarga, bahkan diri sendiri pun punya peluang untuk menggagalkan perjuangan kita. Namun, tidakkah kita berpikir, bahwa itu semua terjadi, agar apa yang kita lakukan terasa bermakna, bahwa apa yang diujikan oleh Allah atas apa yang kita lakukan saat ini terasa lebih indah. Agar kita lebih bersyukur atas apa yang kita terima kelak.

Writer Is Leader



WRITER IS LEADER
     Saat sastra merasuki jiwa ini, biarlah mengalir. Tanpa arah, bebas, membawa segala angin, membawa segala debu, membawa segala angan, segala doa, segala harapan, seolah membawanya kepada Tuhan.
     Bagiku doa itu berada pada tingkat tertinggi sebuah sastra. Doa itu indah. Andai aku bisa memilih antara doa dan sastra, aku akan lebih memilih doa. Namun dalam benakku sastra itu adalah bidadari dunia. Aku bisa menangis karenanya, tertawa, terpukau, terpesona karenanya.
     Penulis, merupakan impian terbesarku. Aku kira selama ini otakku hanya berkonsep pada fisika, aku mengira hingga detik ini, apa aku terlahir sebagai pemikir, apakah aku nantinya akan ditakdirkan sebagai ilmuwan, sedang dalam benakku, dalam pencitraan dalam pikiranku, kelak aku akan menjadi seorang karyawan kantoran. Semua berada antara cair dan beku, antara cair dan uap, aku KEBINGUNGAN.
     Hakikat hidup adalah ibadah, ibadah selayaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya. Menulis adalah salah satu ibadah yang sangat menyenangkan, di sana antara doa dan sastra bersinergi, maka apapun yang tertulis adalah suatu maha karya yang relatif indah. Ide yang muncul secara tiba-tiba dapat kita jadikan patokan kata, dan patokan kata itu kelak akan berkembang, berdifusi menjadi suatu wacana, bahkan buku yang dapat menginfus segenap jiwa.
     Saya bisa bilang, bahwa penulis merupakan pemimpin dan pemimpi. Mereka mampu memengaruhi, mampu dicintai, dan mampu memperbaiki keadaan dengan segala tulisannya yang bersifat menhibur. Mereka pemimpi yang hebat. Seorang penulis mampu berimajinasi secara hebat.
     Sebuah harapan yang tak pernah putus. Aku, sang pemimpin, aku sang pemimpi, karena aku kelak akan menjadi pnulis yang handal.saat aku menjadi Pegawai Negeri Sipil, aku akan lebih mudah mengatur waktuku untuk menulis. Aku kan menulis membawa semua angan dalam ketikan keyboard laptop atau komputer.
Remember! Writter is LEADER!!!!

Menjadi Hebat Bukan Sebuah Kesalahan Besar


Bukanlah sebuah kesalahan yang besar, saat kita memiliki perasaan ingin hebat atau sukses ketimbang orang lain, dengan satu syarat tetap miliki nilai-nilai social yang baik dan menampilkannya secara apik kepada orang lain. Seperti hak asasimu untuk hidup, maka hak untuk mendapatkan sesuatu yang lebih dari orang lain juga patut diperjuangkan. Namun akan lebih pantas, jika kita berlatih sejak awal mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan orang hebat. Akan tidak terlihat indah apabila setelah menjadi orang hebat namun bukanlah kehebatan yang ditunjukkannya, justru hal konyol yang selalu dilakukan, tindakan-tindakan yang bertentangan dengan norma umum yang berlaku.
Satu yang ingin aku ingatkan kepada diriku sendiri dan kamu semua, dalam perjalanan meraih kehebatan ataupun kesuksesan sebetulnya aku dan kamu semua sudah terlihat sebagai orang sukses dan hebat. Itu cukup membantu membuat sebuah mindset sederhana yang juga akan berdampak baik bagi diri kita. Dari sebuah buku yang kurang lebih , “masa depanmu bergantung pada apa yang kau pikirkan dan lakukan saat ini”. So do what the best action and think the best too!! Berawal dari diri sendiri semua akan bermula, dari yang terkecil semua akan menjadi hal yang besar, saat ini juga aku dan kamu harus melakukan ini semua.(AA Gym)
Tulisan ini aku jadikan penyemangat buat diriku sendiri khususnya, agar bisa terus berbuat lebih baik dan lebih baik lagi di setiap waktu. Dan semoga tulisan ini juga dapat menjadikan sobat la8pansku berbuat hal demikian. Em, satu juga yang perlu aku garis bawahi, bahwa tak dapat dipungkiri bahwa aku dan sobat la8pansku semua adalah sebuah makhluk yang bernama seorang manusia, dimana predikat itu menjadikan diri kita sebagai makhluk yang tak pernah luput dari kesalahan, baik itu khilaf ataupun bejat. Kesalahan itu yang dapat menciutkan psikis kita untuk maju. Jadi, “kembalilah” untuk menjemput kehebatanmu, “kembalilah” menjadi orang hebat dan sukses untuk bertempur kembali menjadi orang yang benar-benar hebat dan benar-benar sukses. Senyuman kecil hangat ini menutup tulisan ini. :)