WRITER IS LEADER
Saat sastra merasuki jiwa ini, biarlah mengalir. Tanpa arah, bebas, membawa segala angin, membawa segala debu, membawa segala angan, segala doa, segala harapan, seolah membawanya kepada Tuhan.
Bagiku doa itu berada pada tingkat tertinggi sebuah sastra. Doa itu indah. Andai aku bisa memilih antara doa dan sastra, aku akan lebih memilih doa. Namun dalam benakku sastra itu adalah bidadari dunia. Aku bisa menangis karenanya, tertawa, terpukau, terpesona karenanya.
Penulis, merupakan impian terbesarku. Aku kira selama ini otakku hanya berkonsep pada fisika, aku mengira hingga detik ini, apa aku terlahir sebagai pemikir, apakah aku nantinya akan ditakdirkan sebagai ilmuwan, sedang dalam benakku, dalam pencitraan dalam pikiranku, kelak aku akan menjadi seorang karyawan kantoran. Semua berada antara cair dan beku, antara cair dan uap, aku KEBINGUNGAN.
Hakikat hidup adalah ibadah, ibadah selayaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya. Menulis adalah salah satu ibadah yang sangat menyenangkan, di sana antara doa dan sastra bersinergi, maka apapun yang tertulis adalah suatu maha karya yang relatif indah. Ide yang muncul secara tiba-tiba dapat kita jadikan patokan kata, dan patokan kata itu kelak akan berkembang, berdifusi menjadi suatu wacana, bahkan buku yang dapat menginfus segenap jiwa.
Saya bisa bilang, bahwa penulis merupakan pemimpin dan pemimpi. Mereka mampu memengaruhi, mampu dicintai, dan mampu memperbaiki keadaan dengan segala tulisannya yang bersifat menhibur. Mereka pemimpi yang hebat. Seorang penulis mampu berimajinasi secara hebat.
Sebuah harapan yang tak pernah putus. Aku, sang pemimpin, aku sang pemimpi, karena aku kelak akan menjadi pnulis yang handal.saat aku menjadi Pegawai Negeri Sipil, aku akan lebih mudah mengatur waktuku untuk menulis. Aku kan menulis membawa semua angan dalam ketikan keyboard laptop atau komputer.
Remember! Writter is LEADER!!!!