Tulus

Assalaamu'alaikum!

Suara-suara irama musik yang menghibur menjadi latar dari obrolan hangat sebuah acara televisi yang juga menjadi backsound dari visual lain.

Telepon Seluler. Bahagiakah kalian dengan benda itu? Haruskah terbeli untuk masing-masing? Tapi, bahagiakah kalian dengan benda itu?

Tak apalah terbeli, setidaknya kalian suka, kalian senang, dengan benda itu, dan dengan...

Eh, tapi tidak!

Kesenangan yang tulus tidak seperti itu. Kesenangan mungkin bisa didapatkan dengan membeli benda itu, tapi khawatirnya, senang itu hanyalah sementara.

Ok2, tak beli. Pikirnya, hanya ketulusan yang ingin ia dapat, tak lebih.

Beli! Beli saja! Benaknya, dia tulus mencintainya, seharusnya dia tak pamrih.

[Terbeli] !

Khawatirnya terjawab. Bak kacang lupa kulit, bak sapi tak kenal gembalanya. Hanya sakit yang dia rasa.

Ternyata dia tak tulus atas keputusan "Beli saja". Dia hanya menyiksa dirinya. Obatnya hanya ketulusan. :)

Tuhan Maha Mengetahui!

0 komentar:

Post a Comment